Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

MONEY, MONEY AND MONEY

BC - 12051g | Kamis, 03 Juli 2025

Bacaan Hari ini:
Ef.2:19-22
Yoh.20:24-29

“KataNya lagi kepada mereka: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah bergantung daripada kekayaannya itu.”
Lukas 12:15

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Mungkin saudara segera berpikir atau bertanya, mengapa judul renungan hari ini adalah “Money, money and money”? Uang, uang dan sekali lagi uang. Dalam keseharian kita, siapa pun itu, di mana pun itu, yang namanya uang, fulus, money merupakan konsumsi pembicaraan setiap hari. Untuk keperluan sehari-hari dibutuhkan sejumlah uang untuk membeli makanan,  membayar jasa pendidikan, pertukangan, dan masih banyak yang lain lagi. Rasa-rasanya tanpa uang, banyak hal tidak bisa diselesaikan. Uang menjadi rujukan dan tujuan orang-orang yang menginginkan kehidupan yang lebih baik dan berkecukupan bahkan berkelimpahan. Banyak persoalan dalam hidup ini harus diselesaikan dengan uang. Bahkan ada anekdot dilontarkan seseorang kepadaku: orang yang mati saja butuh uang untuk bisa dimakamkan secara layak. Ada seorang kakek 90-an tahun; ia berpesan kepada anak-anaknya dan cucunya: Kalau nanti aku mati, semuanya sudah aku siapkan, peti, baju, hewan yang harus dipotong, uang untuk konsumsi para pelayat dan ucapan terimakasih serta makam untuk tempat aku kamu baringkan. Sebegitunya ya?

Saudara-saudari terkasih,
Menarik untuk kita perhatikan, bahwa dalam injil hari ini ada contoh soal tentang hal “pembagian hak waris”. Yesus diminta bantuannya, katanya: “Guru, katakanlah kepada saudaraku, supaya ia berbagi warisan dengan aku!” Tuhan Yesus merasa ada yang aneh, koq orang ini minta Yesus menjadi hakim atau pengantara soal bagi waris. Tuhan Yesus tidak bicara dan menjawab pertanyaan orang itu, melainkan Ia mengingatkan hal yang lebih penting, firmanNya: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah bergantung daripada kekayaannya itu.” Tuhan Yesus memahami kegelisahan orang yang datang kepadanya dan minta ditolong, namun Tuhan Yesus bukan saja memberikan jawaban, melainkan Ia memberikan “panduan” yang harus dipegang: bahwa uang, harta dan warisan bukanlah segala-galanya. Uang, harta, dan warisan memang dibutuhkan, tapidia harus tahu, hidupnya tidak ditentukan olehnya.

Saudara-saudari terkasih,
Orang yang fokus hidupnya mencari uang, harta dan warisan, adalah orang-orang yang cenderung tamak dan sangat teliti dan berusaha mempertahankan apa pun yang telah dipunyainya. Kesibukannya adalah mencari uang dan harta serta tahta atau kedudukan atau jabatan. Dengan demikian dia menjadi sosok yang disebut “kaya” dan dihormati serta dianggap “penting”. Apakah orang tidak boleh menjadi kaya? Masih ingatkah kamu akan perkataan Tuhan Yesus ini: “Lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam sorga?” Apa maksudnya? Di Israel ada tempat yang harus dilalui seekor unta, yang sempit; kalau ada beban di atas punuk atau punggungnya, maka unta itu akan kesulitan melewati lorong itu. Bebannya harus diturunkan dahulu, supaya bisa melalui lorong sempit itu. Tidak demikian dengan orang kaya yang melekat erat pada hartanya, uangnya dan jabatannya, mereka tidak ingin melepaskan apa yang telah dipunyainya, bahkan ada juga yang tidak mau berbagi dengan orang betul-betul membutuhkan bantuannya. Ibarat unta yang penuh beban, maka orang kaya itu tidak akan bisa melewati lorong ujian dalam hidupnya. Ia tidak lagi memikirkan hidupnya dan masa depannya, tetapi bagaimana bisa mempertahankan harta, uang dan kekayaan yang dimilikinya. Tragis bukan? Jangan rakus.

Saudara-saudari terkasih,
Untuk membuka mata dan hati orang itu Tuhan Yesus memberikan gambaran dalam perumpamaan “orang kaya yang bodoh”. Orang kaya ini berkata kepada dirinya:  “Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala  gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya, beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah.” Perhatikan apa yang dikatakan Yesus tentang orang kaya ini? “Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil daripadamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?” Bagaimana? Mengertikah kita akan maksud firman ini? Kita diingatkan akan sesuatu hal yang mendasar dan penting pada hari Minggu ini. Kita diberi waktu untuk datang ke rumah Tuhan, mendengarkan didikanNya, dan supaya kita tidak mengandalkan apa pun di dunia ini. Kita harus mengandalkan Tuhan. Betul kita butuh uang, namun uang dan harta bukan segalanya. Alangkah baiknya kalau kita  menggunakan uang dan harta itu untuk berbagi dengan sesama. Apakah yang bisa bawa kalau kita mati? Tidak ada; kecuali perbuatan amal-kasih kita.


REFLEKSI:
Apakah aku sudah berusaha mencukupkan diriku dengan rejeki yang dari Tuhan?

MARILAH KITA BERDOA:
Bapa, yang Mahabaik, Engkau selalu memberkati kami dengan rejeki dan berkat setiap hari. Berilah kami rejeki hari ini secukupnya. Bantulah kami memiliki hati dan watak keBapaanmu untuk berbagi dengan sesama kami. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.