Bacaan Hari ini:
Hak.11:29-39a
Mat.22:1-14
( Pw. St.Pius X. Paus )
Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang.
Matius 22:1-3a
† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus
Tuhan Yesus memiliki banyak cara dalam mengajarkan Kerajaan Allah. Salah cara yang dipakai oleh Tuhan Yesus adalah mengajar melalui perumpamaan. Maka, dalam Kitab Suci, kita menemukan banyak pengajaran tentang Kerajaan Allah lewat perumpamaan. Dalam bacaan injil hari ini, Yesus kembali mengangkat perumpamaan tentang perjamuan kawin. Dikisahkan bahwa ada seorang raja yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Dan hal itu sesuai dengan kebiasaan dalam masyarakat. Kalau ada orang tua yang menikahkan anaknya, maka mereka pasti membuat pesta atau perjamuan untuk merayakan kebahagiaan anaknya yang telah menikah. Salah satu bagian yang sangat penting dari pesta atau perjamuan kawin itu adalah kehadiran para tamu undangan. Seperti dalam perumpamaan Yesus hari ini, raja itu mengundang banyak tamu. Tamu yang diundang adalah orang-orang tertentu yang mengenal kedua mempelai beserta keluarga mereka. Tidak ketinggalan juga tokoh masyarakat atau mereka yang memiliki jabatan. Karena itu, undangan bagi para tamu dianggap sebagai sebuah kehormatan
Saudara-saudari terkasih,
Tuhan Yesus memberikan penegasan bahwa yang mengundang adalah raja. Oleh karena itu, tamu yang diundang sesungguhnya termasuk orang-orang yang amat beruntung. Kalau yang mengundang adalah orang biasa, bisa jadi kita kurang menghargainya. Tetapi kalau yang mengundang kita adalah seorang presiden, gubernur, bupati, pejabat atau tokoh yang terkenal, tentu kita akan memberi perhatian yang besar. Sebab jika kita turut diundang, maka kita dianggap pantas dan layak untuk mengikuti perjamuan tersebut. Namun kita sungguh heran, sebab ternyata orang-orang yang diundang oleh raja itu hanya sedikit yang datang. Mereka yang menerima undangan itu malahan pergi ke ladang dan sibuk dengan urusan mereka sendiri. Yang lebih menyedihkan lagi adalah tindakan mereka yang justru menyiksa dan membunuh hamba yang membawa undangan itu. Hal ini sesungguhnya menggambarkan orang Israel yang menolak para nabi termasuk Yesus.
Saudara-saudari terkasih,
Raja yang mengadakan perjamuan kawin adalah Allah Bapa. Allah mengundang kita untuk hadir dalam pesta perjamuan. Sebagai orang Kristen dan Katolik, kita perlu belajar dari bangsa Israel. Bangsa Israel adalah kelompok atau gelombang pertama dari orang-orang yang diundang Allah untuk menghadiri pesta perjamuan. Sayangnya, orang Israel tidak menanggapi undangan Allah. Bahkan orang Israel tidak hanya menolak undangan Allah, tetapi mereka juga menangkap, menyiksa dan membunuh hamba-hamba yang membawa undangan Allah itu. Hamba-hamba yang mereka tangkap, siksa dan bunuh itu adalah para nabi termasuk Tuhan Yesus. Maka dapat kita simpulkan bahwa orang-orang Israel tidak mau bertobat. Karena pada dasarnya pesta perjamuan yang Allah lakukan menjadi lambang pertobatan. Jika ada manusia yang bertobat, maka akan ada suka cita atau pesta di surga oleh karena ada satu manusia yang bertobat. Dan sekarang sebagai pengikut Yesus, kita juga menerima undangan untuk mengikuti pesta perjamuan Allah, yakni melalui perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi adalah undangan dari Allah.
Saudara-saudari terkasih,
Kita perlu ingat kembali kapan kita menerima undangan Allah. Ada orang yang menjadi pengikut Yesus karena pacar, teman atau tetangganya yang beragama Katolik. Itu artinya, kita menerima undangan Allah lewat pacar, teman atau tetangga kita. Selain itu, ada juga yang menjadi pengikut Yesus karena mengikuti orang tua yang sudah terlebih dahulu menjadi Katolik. Itu berarti kita menerima undangan Allah lewat orang tua kita. Dan masih banyak cara lain, dimana kita bisa mendapatkan undangan dari Allah supaya kita datang kepada-Nya. Yang pasti ada yang lewat cara biasa dan sederhana serta ada pula yang lewat cara luar biasa. Namun yang terpenting adalah kita menanggapi undangan Allah tersebut. Tidak cukup kita menerima undangan Allah dengan memberi diri dibaptis. Dengan kata lain, sakramen permandian yang kita terima, tidak serta merta atau secara langsung membuat kita selamat. Kita perlu mengikuti pesta perjamuan Allah terus-menerus lewat perayaan ekaristi. Oleh karena itu, perayaan ekaristi adalah tanda bahwa kita selalu diundang Allah untuk bertobat. Dalam Ekaristi, kita melihat dan mengalami kasih Allah yang sangat besar.
REFLEKSI:
Apakah selama ini kita menghadiri pesta perjamuan Allah dengan terus-mererus hadir dalam perayaan ekaristi dan doa lingkungan?
MARILAH KITA BERDOA:
Tuhan Yesus Kristus, kami sungguh bersyukur karena diundang mengikuti pesta perjamuan yang Engkau adakan. Namun kami memohon ampun karena terkadang kami menolak undangan-Mu. Sebab pada hari Minggu atau hari besar lainnya, kami malah sibuk dengan urusan kami sendiri. Doa ini kami persembahkan dalam namaMu, Tuhan dan pengantara kami. Amin.