Broadcast
Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus

MENJADI PELAYAN

BC - 12071N | Saturday, 23 August 2025

Bacaan Hari ini:
Rut.2:1-3,8-11;4:13-17
Mat.23:1-12

Yesus berkata: “Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”
Matius 23:11-12

† Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus
Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Namun kadang kala ada orang atau kelompok tertentu yang menyombongkan diri seperti dilakukan ahli Taurat dan orang Farisi. Tuhan Yesus sedih dan kecewa melihat sikap ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Para ahli Taurat dan orang Farisi yang semestinya, mampu memberi teladan, ternyata melakukan hal yang bertentangan dengan apa yang mereka ajarkan. Padahal kedudukan dan jabatan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, begitu terhormat dan mulia. Sebab kedua kelompok ini, termasuk orang khusus yang memahami seluk-beluk kitab suci dan ajaran Allah. Hanya kedua kelompok inilah yang memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk mengajarkan sabda Allah yang diberikan kepada orang Israel lewat Musa.  Oleh karena itu, Yesus menasehatkan orang Israel untuk menuruti kata-kata yang diajarkan oleh para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Bagi Tuhan Yesus, selalu ada kebaikan dari orang-orang yang dipandang jahat oleh masyarakat. Tuhan Yesus tahu bahwa apa yang diajarkan oleh para ahli Taurat dan orang Farisi, merupakan sabda Allah yang sangat penting.

Saudara-saudari terkasih,
Para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, termasuk orang-orang yang hanya pandai mengajarkan apa yang Tuhan sabdakan. Namun mereka sendiri tidak mampu dan tidak mau melakukan apa yang mereka ajarkan atau hanya bisa berteori. Mereka mengajarkan agar orang Israel mengasihi sesama yang miskin. Tetapi kenyataannya, mereka tidak pernah mengasihi dan menolong orang miskin. Malahan mereka membuat banyak aturan agama yang membuat orang miskin tambah menderita. Mereka mengajarkan agar orang-orang Israel beramal, membantu orang lain yang hidup berkekurangan. Sementara mereka sendiri tidak pernah beramal. Selain itu, para ahli Taurat dan orang-orang Farisi menunjukkan sikap yang sombong dan munafik. Jika ada upacara atau kegiatan, mereka selalu duduk di kursi paling depan. Ini berarti, mereka ingin diperhatian dan dihargai orang Israel. Mereka juga suka berdoa yang panjang, padahal hati mereka kotor dan jauh dari Tuhan.

Saudara-saudari terkasih,
Yesus tidak menghendaki para murid termasuk kita orang-orang Katolik dan Kristen, untuk mengikuti kebiasaan dan cara hidup ahli Taurat dan orang Farisi yang penuh kemunafikan dan kepura-puraan. Sebaliknya, Yesus mengajarkan kepada para murid dan kita umat Kristiani yang hidup di zaman modern ini untuk menjadi seorang pelayan. Seorang pelayan memiliki sifat-sifat khusus: rendah hati, tidak suka menonjolkan diri dan menganggap dirinya lebih rendah dari orang yang dia layani. Sifat ini amat berbeda dengan apa yang ditampilkan oleh orang Farisi dan ahli Taurat yang begitu sombong dan munafik. Sebab Yesus sendiri mengetahui bahwa sikap sombong dan munafik menjadi penghalang dan hambatan yang menjauhkan manusia dari Allah. Orang yang sombong dan munafik, tidak akan bisa bertumbuh dalam iman dan kasih. Sedangkan orang yang rendah hati, yang mau menjadi pelayan atau hamba akan sangat berkenan kepada Allah. Allah sangat menyukai manusia yang rela menempatkan dirinya sebagai pelayan. Hanya orang-orang yang berkenan menjadi pelayan, akan dapat dibentuk dan dituntun Tuhan ke arah yang lebih baik.

Saudara-saudari terkasih,
Menjadi seorang pelayan atau pembantu berarti mau menjadi pribadi yang rendah hati . Sifat rendah hati merupakan sifat khas atau sifat yang seharusnya ada dan melekat dalam diri setiap pengikut Yesus. Namun sungguh sayang, hanya sedikit sekali umat Kristiani yang menunjukkan sifat sebagai seorang pelayan, yang rendah hati. Sebagian besar umat Kristiani menujukkan sifat sombong dan munafik atau pura-pura. Dan sesungguhnya, kita dengan jelas dapat melihat akibat sifat sombong. Sifat sombong membuat kita para pengikut Yesus mudah marah, mudah tersulut emosi dan tidak suka menerima kritik. Orang sombong tidak suka dikritik atau ditegur bila melakukan kesalahan. Selain itu, orang yang sombong sulit mengampuni dan minta maaf kepada seseorang yang melakukan kesalahan dan kekhilafan. Maka tidak mengherankankan apabila kita mendengar dimana-mana ada permusuhan, perang, tawuran dan kerusuhan. Hati manusia begitu panas dan sensitif, sehingga dengan gampang tersulut emosinya. Sebaliknya dalam semangat melayani, yang didasarkan pada sifat kerendahan hati, akan tercipta perdamaian.


REFLEKSI:
Apakah kita sudah berusaha menjadi pelayan yang rendah hati, atau kita berusaha menjadi pribadi yang mau dihargai dan dilayani?

MARILAH KITA BERDOA:
Tuhan Yesus Kristus, Engkau mengajarkan kami untuk menjadi pelayan yang rendah hati. Sebab engkau tidak menyukai manusia yang tinggi hati dan suka berpura-pura. Ajarilah kami umat-Mu supaya kami berusaha untuk merendahakan diri kami dengan menjadi seorang pelayan yang baik. Doa ini kami persembahkan dalam nama-Mu, Tuhan dan pengantara kami. Amin.