Bacaan Hari ini:
12164N
Yesus melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. Lalu Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu.
Lukas 21:2-3
Saudara-saudari terkasih,
Duduk persoalan yang dilihat Yesus sebagai pembelajaran sekaligus permenungan bagi kita umat Kristiani hidup di zaman serba canggih. Pertama, orang-orang kaya atau mereka yang hidupnya berkecukupan. Orang kaya bisa membeli dan makan apa saja yang mereka inginkan. Maka akan jadi berbeda ketika orang kaya memberikan persembahan mereka kepada Allah. Ternyata yang Yesus lihat dan puji bukan mereka yang kaya yang memberi persembahan dari kelimpahan harta mereka. Kelimpahan harta bisa berarti bahwa mereka hanya memberikan sedikit kelebihan harta mereka. Misalnya, ada orang kaya yang membeli satu baju dengan harga empat ratus ribu rupiah. Lalu orang kaya itu memberikan pecahan uang seratus ribu empat lembar. Masih ada sisa lima puluh ribu rupiah dan uang lima puluh ribu ini dijadikan sebagai persembahan. Kelimpahan harta juga berarti mereka memberi banyak. Tetapi yang mereka berikan lebih sedikit dari harta yang mereka miliki. Dengan memberikan sedikit harta yang mereka miliki, tidak membuat orang-orang kaya atau orang-orang yang berkecukupan hidupnya menjadi miskin.
Saudara-saudari terkasih,
Tindakan yang dilakukan oleh orang kaya atau mereka yang hidupnya berkecukupan dengan memberi dari kelimpahan harta mereka pasti tidak akan membuat mereka hidup berkekurangan atau jatuh miskin. Dengan kata lain, dalam keadaan orang-orang kaya masih memiliki harta berlimpah, maka sulit bagi mereka untuk mengandalkan Allah. Sebab ketika seseorang memiliki kekayaan dan harta benda yang melimpah, ada kecenderungan yang sangat kuat dimana mereka merasa sangat aman dan tenang hidupnya. Dan bagi orang-orang yang hidupnya demikian, kekayaan dan harta benda yang berlimpah menjadi sumber ketenangan dan kenyaman hidup bukan Allah. Oleh sebab itulah, Yesus menampilkan kelompok kedua, yakni seorang janda. Seorang janda yang ditampilkan oleh Tuhan Yesus mewakili orang-orang miskin dan tak berdaya. Namun seorang janda yang miskin sebenarnya menampilkan kelompok orang miskin yang paling miskin. Sebab dalam kebiasaan orang Israel, jika seorang suami meninggal maka harta warisan dibagi ke anak laki-laki. Maka janda miskin itu cuma mengharapkan kebaikan dan belas kasih dari anaknya.
Saudara-saudari terkasih,
Janda miskin yang ditampilkan Yesus cuma memberi uang dua peser. Peser adalah mata uang Yahudi yang paling kecil, yang nilainya sama dengan setengah duit. Jadi janda yang memberikan uang dua peser, nilainya sama dengan setengah duit. Padahal orang-orang di Israel yang bekerja dan dibayar harian, mereka mendapatkan upah satu dinar per hari. Jika satu dinar sama dengan lima puluh ribu rupiah, maka satu peser sama dengan enam ratus dua puluh lima rupiah atau sama dengan seperdelapan puluh dinar. Dengan demikian, janda yang memberikan persembahan sebesar dua peser sama dengan seribu dua ratus lima puluh rupiah. Jumlah itu tentu nilainya amat kecil. Tetapi jumlah yang sangat kecil itu justru dipuji oleh Tuhan Yesus karena janda itu memberikannya dari kekurangan. Dari janda ini kita bisa belajar bahwa memberikan sesuatu termasuk memberi persembahan jangan menunggu kita kaya atau berlebihan. Sebab Tuhan Yesus bukan melihat besarnya pemberian, tetapi niat dan pengorbanan kita. Kita memberikan persembahan kepada Tuhan bukan karena kita kita, tapi sebagai ungkapan syukur dan ungkapan iman.
REFLEKSI:
Apakah selama ini kita sudah berusaha untuk memberikan persembahan yang terbaik kepada Allah tanpa takut miskin dan takut kelaparan?
MARILAH KITA BERDOA:
Tuhan Yesus Kristus, Engkau memuji janda miskin yang berani memberikan persembahan dari kekurangannya bahkan memberikan semua yang dia miliki. Berikanlah kami keberanian dan kepercayaan untuk memberi dari kekurangan sebagai perwujudan iman kami kepada-Mu. Doa ini kami persembahkan dalam nama Yesus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.